1.
Pengertian Budaya Politik
Pengertian budaya
a.
Bahasa Sansekerta : Buddhayah
b.
Bahasa Inggris : Kebudayaan
c.
Prof. Koeneoroningrat : Budaya adalah seluruh
system gagasan dan rasa, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.
Budaya memiliki tiga wujud :
a. Sistem Gagasan
b. Sistem Tindakan
c. Hasil Karya Manusia
- Pengertian politik
a. Pendapat para ahli : Sni dan ilmu pengetahuan, ilmu tentang
Negara,pembagian kekuasaan.
b.Bahasa Inggris : political, polity,politic.
c. Bahasa Yunani : polis, city polis.
d. Pendapat Hans Kelsen : a. Politik sebagai ethiek : berkaitan dengan
tujuan manusia/individu untuk dapat hidup sempurna.
b. Politik sebagai cara/teknik : berkenaan dengan cara/teknik/upaya yang
dilakukan manusia untuk mencapai tujuan.
e. Dalam kehidupan sehari-hari : a. Konotasi negative
b. Konotasi positif
-
Pengertian budaya politik
a. Almond
dan Powell, menyatakan bahwa budaya politik merupka suatu konsep yang terdiri
dari sikap, nilai-nilai dan ketrampilan yang sedang berlaku bagi seluruh
anggota masyarakat termasuk pola-pola kecenderungan khusus serta pola-pola
kecenderungan kebiasaan yang terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat.
b. Almond
dan verba, mengemukakan bahwa budaya politik merupakan sikap individu terhadap
system politik dan komponen-komponennya, juga sikap individu terhadap peranan yang
dapat dimainkan dalam sebuah system politik.
c. Denis
Kavanagh, berpendapat bahwa budaya politik dapat diartikan sebagai pernyataan
untuk menyatakan lingkungan perasaan dan sikap dimana system politik itu
berlangsung.
d. Rusadi
Kantaprawira merumuskan pengertian budaya politik sebagai pola tingkah laku
individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para
anggota system politik.
e. Jack
C. Piano menyimpulkan bahwa budaya politik merupakan kumpulan pengetahuan yang
membentuk pola tingkah laku terhadap pemerintah dan system politik dari suatu masyarakat.Acapkali diartikan
sebagai tingkah laku politik dalam dimensi psikologis misalnya pada keyakianan,
perasaan, dan orientasi evaluative. Budaya politik merupakan produk pengalaman
historis yang memperlancar proses sosialisasi setiap individu.
2.
Ciri-ciri budaya politik
a.
Budaya politik menyangkut masalah legitimasi
b.
Pengaturan Kekuasaan.
c.
Proses pembuatan kebijakan pemerintah
d.
Kegiatan partai partai politik
e.
Perilaku aparat Negara
f.
Gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang
memerinyah.
g.
Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan,
kegiatan ekonomi dan social, kehidupan pribadi dan social secara luar.
h.
Budaya politik menyangkut pola pengalokasian
sumber-sumber masyarakat.
3.
Orientasi politik dan Objek Politik
-
Orientasi Politik :
1.
Orientasi kognitif : orientasi yang sifatnya
kognitif atau pengetahuan meliputi pengetahuan, wawasan, keyakinan, dan
pengetahuan warga negara terhadap suatu objek politik.
2.
Orientasi afektif : objek politik yang sifatnya afektif atau
sikap meliputi sikap, nilai-nilai dan perasaan warga Negara terhadap suatu objek politik.
3.
Orientasi evaluative : orientasi yang sifatnya evaluative atau
penilaia meliputi keyakinan dan pendapat warga Negara terhadap objek politik.
-
Objek Politik :
1.
Umum : objek politik umum/ system politik secara
keseluruhan meliputi sejarah bangsa, symbol Negara, wilayah Negara, kekuasaan
Negara, konstitusi Negara, lembaga-lembaga Negara, pimpinan Negara dan hal lain
dalam politik yang sifatnya umum.
2.
Input: lembaga atau pranata politik yang
termasuk input dalam politik meliputi partai politik, kelompok kepentingan,
ORMAS( Organisasi Masyarakat), Pers, Dukungan dan Tuntutan.
3.
Output : lembaga atau pranata politik yang
termasuk output dalam politik meliputi birokrasi atau lembaga peradilan,
kebijakan, peraturan undang-undang dan Peraturan.
4.
Tipe-Tipe Budaya Politik:
·
Menurut Pendapat Almond dan Verba :
1.
Budaya Politik Parokial : budaya politik ini
ditandai dengan tingkat partisipasi politik rendah,. Hal ini disebabkan oleh
rendahnya factor kognitif atau pendidikan. Ciri-cirinya :
-
Apatis
-
Pengetahuan tentang politik rendah
-
Tingkat partisipasi rendah
-
Kesadaran politiknya rendah
-
Tidak peduli dan menarik diri dari kehidupan
politik.
2.
Budaya Politik Subyek : budaya politik dalam
masyarakat sudah relative maju baik dalam bidang ekonomi maupun social tetapi
masyarakat masih pasif berpartisipasi dalam bidang politik. Ciri-cirinya :
-
Pengetahuan politik cukup
-
Partisipasi masih minim atau pasif
-
Kesadaran politiknya masih minim atau pasif
3.
Budaya Politik Partisipan : Budaya politik
ditandai kesadaran politik yang sangat tinggi. Adapun ciri-cirinya:
-
Pengetahuan politik tinggi
-
Partisipasi politik tinggi
-
Kesadaran politik tinggi
-
Kontrol politik aktif
·
Menurut Pendapat Cliford Gerzt:
a.
Budaya politik abangan adalah budaya politik
yang menekankan pada animism( percaya pada roh halus). Budaya politik ini dapat
ditemui pada masyarakat petani, karena dengan adanya tradisi selamatan.
b.
Budaya politik santri adalah budaya politik yng
menekankan pada aspek agama ,terutama agama Islam. Masyarakat tipe ini sudah
menjalankan ibadah dan ritual agama islam.
c.
C. Budaya politik priyayi adalah budaya politik
yang menekankan pada keluhuran tradisi. Kelompok ini merupakan kebalika dari
budaya politik abangan karena umumnya mereka adalah dari birokrat atau keluarga
pemerintah.
5.
Orientasi
politik seorang warga dapat menghasilkan 3 jenis orientasi :
1.
Orientasi yang setia / mendukung/aliegensi :
Orientasi ini dicirikan dengan orientasi yang positif atau mendukung baik
orientasi kognitif, afektif maupun evaluative terhadap objek politik.
2.
Orientasi yang apatis/apthy/masa bodoh :
Orientasi ini dicirikan dengan orientasi kognitif yang positif tetapi orientasi
afektif dan evaluative dilambangkan nol/ masa bodoh.
3.
Orientasi yang menolak atau aliensi atau
terasing : Orientasi ini dicirikan dengan orientasi yang negative atau menolak
pada komponen afektif dan evaluatif, tetapi orientasi kognitifnya positif
terhadap objek politik.
6.
Budaya Politik di Indonesia menurut Affan Gaffan
1.
Masyarakat bersifat hierarki
2.
Kecenerungan Patronage
3.
Kecenderungan Neo-Patrimonalistik
4.
Sosialisasi politik : tidak memunculkan Civil
Society
5.
Tingkat partisipasi politik sebagian besar
masyarakat kita sangat rendah.
6.
Setiap individu yang berhubungan secara langsung
dengan Negara tidak mempunyai alternative lain kecuali mengikuti kehendak
Negara, termasuk dalam hal pedidikan politik.
SOSIALISASI POLITIK
1. Pengertian
Sosialisasi politik
Meurut Pendapat
Almond dan Powell, sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap dan
nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak hingga mereka dewasa dan
orang-orang dewasa direkrut dalam peranan-peranan tertentu.
2. Agen
Sosialisasi politik Berdasarkan tingkat usia :
1.
Agen Sosialisasi politik anak-anak adalah
kelurga dan sekolah
2.
Agen Sosialisasi politik remaja adalah kelompok
sebaya
3.
Agen Sosialisasi politik dewasa adalah kelompok
kerja, media masa
4.
Bagi anggota partai politik adalah partai
politik
3. Tipe
dan Agen sosialisasi
Mekanisme
sosialisasi politik ada 2 yaitu :
1.
Sosialisasi politik secara tidak langsung
1.
Pengalihan hubungan antar individu : hubungan
antar individu pada mulanya bukan politik namun nantinya akan berpengaruh
ketika berhubungan atau berorientasi dengan kehidupan politik. Contoh :
hubungan antar siswa dengan guru nantinya akan membentuk orientasi siswa
manakala bertemu atau berhubungan dengan bupati.
2.
Magang :
magang merupakan bentuk aktivis sebagai sarana belajar. Magang di tempat-temapt
tertentu/organisasi-organisasi non politik, nantinya akan mempengaruhi orang
ketika berhubungan denag politik. Contohnya : siswa ikut organisasi
Pramuka,OSIS, PMR. Organisasi ini sebagai tempat pembelajaran politik. Siswa
akan belajar rapat, melakukan voting, dan membuat putusan. Kegiatan ini sangat
membantu manakala siswa nantinya terjun ke masyarakat.
3.
Generalisasi : Kepercayaan dan nilai-nilai yang
diyakini sebenarnya tidak berkaitan dengan politik. Dapat mempengaruhi orang untuk berorientasi pada objek politik
tertentu. Contoh : Warga memiliki kepercayaan bahwa semua orang pada dasarnya
baik, maka kepercayaan ini akan menjadikan ia berprasangka baik terhadap
pejabat Negara atau sebaliknya.
2.
Sosialisasi langsung
1.
Imitasi : Proses menyerap atau mendapatkan
orientasi politik dengan cara meniru orang lain. Yang ditiru tidak hanya
pandangan politik tetapi juga bisa sikap-siakp politik, keyakinan politik,
harapan mengenai politik, tingkah laku politik serta ketrampilan dalam
berpolitik. Contoh : Seorang remaja akan mendukung calon bupati karena orang tuanya
mendukung calon bupati tersebut.
2.
Sosialisasi Antisipatori : Sosialisasi politik
dengan cara bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang di idealkan
seorang tokoh, kemudian setelah dewasa berkeinginan seperti tokoh tersebut .
Oleh karena itu ia akan belajar bersikap
serta berpandangan layaknya si tokoh. Dalam hal ini tokoh atau pimpinan
politik. Contoh : seorang rmaja berbicara seperti presiden sebab ia memang
mengidolakan orang itu.
3.
Pendidikan politik adalah upaya yang secara
sadar dan sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan, menanamkan, dnan
membelajarkan anak untuk mempunyai orientasi tertentu. Pendidikan politik
dilakukan di sekolah, Organisasi Partai poltik, forum-forum yang sengaja
dirancang untuk penyampaian orientasi politik serta diskusi politik.
4.
Pengalaman politik adalah belajar langsung dalam kegiatan politik
atau kegiatan yang sifatnya umum atau public. Terlibat langsung dalam kegiatan
partai politik.
5.
Instruksi terjadi ketika seseorang dengan
sengaja ditempatkan dalam suatu situasi untuk menerima instrusi dan
melaksanakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar