Minggu, 25 Oktober 2015

BUDAYA POLITIK DI INDONESIA



1.    Pengertian Budaya Politik
Pengertian budaya
a.       Bahasa Sansekerta : Buddhayah
b.      Bahasa Inggris : Kebudayaan
c.       Prof. Koeneoroningrat : Budaya adalah seluruh system gagasan dan rasa, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar.
Budaya memiliki tiga wujud :
a. Sistem Gagasan
b.  Sistem Tindakan
c.  Hasil Karya Manusia
-     Pengertian politik
a. Pendapat para ahli : Sni dan ilmu pengetahuan, ilmu tentang Negara,pembagian kekuasaan.
b.Bahasa Inggris : political, polity,politic.
c. Bahasa Yunani : polis, city polis.
d. Pendapat Hans Kelsen : a. Politik sebagai ethiek : berkaitan dengan tujuan manusia/individu untuk dapat hidup sempurna.
b. Politik sebagai cara/teknik : berkenaan dengan cara/teknik/upaya yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuan.
e. Dalam kehidupan sehari-hari : a. Konotasi negative
b. Konotasi positif
-     Pengertian budaya politik
      a. Almond dan Powell, menyatakan bahwa budaya politik merupka suatu konsep yang terdiri dari sikap, nilai-nilai dan ketrampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat termasuk pola-pola kecenderungan khusus serta pola-pola kecenderungan kebiasaan yang terdapat pada kelompok-kelompok masyarakat.
      b. Almond dan verba, mengemukakan bahwa budaya politik merupakan sikap individu terhadap system politik dan komponen-komponennya, juga sikap individu terhadap peranan yang dapat dimainkan dalam sebuah system politik.
      c. Denis Kavanagh, berpendapat bahwa budaya politik dapat diartikan sebagai pernyataan untuk menyatakan lingkungan perasaan dan sikap dimana system politik itu berlangsung.
      d. Rusadi Kantaprawira merumuskan pengertian budaya politik sebagai pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota system politik.
      e. Jack C. Piano menyimpulkan bahwa budaya politik merupakan kumpulan pengetahuan yang membentuk pola tingkah laku terhadap pemerintah dan system politik  dari suatu masyarakat.Acapkali diartikan sebagai tingkah laku politik dalam dimensi psikologis misalnya pada keyakianan, perasaan, dan orientasi evaluative. Budaya politik merupakan produk pengalaman historis yang memperlancar proses sosialisasi setiap individu.
2.    Ciri-ciri budaya politik
a.       Budaya politik menyangkut masalah legitimasi
b.      Pengaturan Kekuasaan.
c.       Proses pembuatan kebijakan pemerintah
d.      Kegiatan partai partai politik
e.      Perilaku aparat Negara
f.        Gejolak masyarakat terhadap kekuasaan yang memerinyah.
g.       Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan, kegiatan ekonomi dan social, kehidupan pribadi dan social secara luar.
h.      Budaya politik menyangkut pola pengalokasian sumber-sumber masyarakat.
3.    Orientasi politik dan Objek Politik
-          Orientasi Politik :
1.       Orientasi kognitif : orientasi yang sifatnya kognitif atau pengetahuan meliputi pengetahuan, wawasan, keyakinan, dan pengetahuan warga negara terhadap suatu objek politik.
2.       Orientasi afektif :  objek politik yang sifatnya afektif atau sikap meliputi sikap, nilai-nilai dan perasaan warga  Negara terhadap suatu objek politik.
3.       Orientasi evaluative  : orientasi yang sifatnya evaluative atau penilaia meliputi keyakinan dan pendapat warga Negara terhadap objek politik.
-          Objek Politik :
1.       Umum : objek politik umum/ system politik secara keseluruhan meliputi sejarah bangsa, symbol Negara, wilayah Negara, kekuasaan Negara, konstitusi Negara, lembaga-lembaga Negara, pimpinan Negara dan hal lain dalam politik yang sifatnya umum.
2.       Input: lembaga atau pranata politik yang termasuk input dalam politik meliputi partai politik, kelompok kepentingan, ORMAS( Organisasi Masyarakat), Pers, Dukungan dan Tuntutan.
3.       Output : lembaga atau pranata politik yang termasuk output dalam politik meliputi birokrasi atau lembaga peradilan, kebijakan, peraturan undang-undang dan Peraturan.
4.    Tipe-Tipe Budaya Politik:
·      Menurut Pendapat Almond dan Verba :
1.       Budaya Politik Parokial : budaya politik ini ditandai dengan tingkat partisipasi politik rendah,. Hal ini disebabkan oleh rendahnya factor kognitif atau pendidikan. Ciri-cirinya :
-       Apatis
-       Pengetahuan tentang politik rendah
-       Tingkat partisipasi rendah
-       Kesadaran politiknya rendah
-       Tidak peduli dan menarik diri dari kehidupan politik.
2.       Budaya Politik Subyek : budaya politik dalam masyarakat sudah relative maju baik dalam bidang ekonomi maupun social tetapi masyarakat masih pasif berpartisipasi dalam bidang politik. Ciri-cirinya :
-        Pengetahuan politik cukup
-       Partisipasi masih minim atau pasif
-       Kesadaran politiknya  masih minim atau pasif
3.       Budaya Politik Partisipan : Budaya politik ditandai kesadaran politik yang sangat tinggi. Adapun ciri-cirinya:
-       Pengetahuan politik tinggi
-       Partisipasi politik tinggi
-       Kesadaran politik tinggi
-       Kontrol politik aktif
·      Menurut Pendapat Cliford Gerzt:
a.       Budaya politik abangan adalah budaya politik yang menekankan pada animism( percaya pada roh halus). Budaya politik ini dapat ditemui pada masyarakat petani, karena dengan adanya tradisi selamatan.
b.      Budaya politik santri adalah budaya politik yng menekankan pada aspek agama ,terutama agama Islam. Masyarakat tipe ini sudah menjalankan ibadah dan ritual agama islam.
c.       C. Budaya politik priyayi adalah budaya politik yang menekankan pada keluhuran tradisi. Kelompok ini merupakan kebalika dari budaya politik abangan karena umumnya mereka adalah dari birokrat atau keluarga pemerintah.
5.    Orientasi  politik seorang warga dapat menghasilkan 3 jenis orientasi :
1.       Orientasi yang setia / mendukung/aliegensi : Orientasi ini dicirikan dengan orientasi yang positif atau mendukung baik orientasi kognitif, afektif maupun evaluative terhadap objek politik.
2.       Orientasi yang apatis/apthy/masa bodoh : Orientasi ini dicirikan dengan orientasi kognitif yang positif tetapi orientasi afektif dan evaluative dilambangkan nol/ masa bodoh.
3.       Orientasi yang menolak atau aliensi atau terasing : Orientasi ini dicirikan dengan orientasi yang negative atau menolak pada komponen afektif dan evaluatif, tetapi orientasi kognitifnya positif terhadap objek politik.
6.    Budaya Politik di Indonesia menurut Affan Gaffan
1.       Masyarakat bersifat hierarki
2.       Kecenerungan Patronage
3.       Kecenderungan Neo-Patrimonalistik
4.       Sosialisasi politik : tidak memunculkan Civil Society
5.       Tingkat partisipasi politik sebagian besar masyarakat kita sangat rendah.
6.       Setiap individu yang berhubungan secara langsung dengan Negara tidak mempunyai alternative lain kecuali mengikuti kehendak Negara, termasuk dalam hal pedidikan politik.

SOSIALISASI POLITIK
1.       Pengertian Sosialisasi politik
Meurut Pendapat Almond dan Powell, sosialisasi politik adalah proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak hingga mereka dewasa dan orang-orang dewasa direkrut dalam peranan-peranan tertentu.
2.       Agen Sosialisasi politik Berdasarkan tingkat usia :
1.       Agen Sosialisasi politik anak-anak adalah kelurga dan sekolah
2.       Agen Sosialisasi politik remaja adalah kelompok sebaya
3.       Agen Sosialisasi politik dewasa adalah kelompok kerja, media masa
4.       Bagi anggota partai politik adalah partai politik
3.       Tipe dan Agen sosialisasi
Mekanisme sosialisasi politik ada 2 yaitu :
1.       Sosialisasi politik secara tidak langsung
1.        Pengalihan hubungan antar individu : hubungan antar individu pada mulanya bukan politik namun nantinya akan berpengaruh ketika berhubungan atau berorientasi dengan kehidupan politik. Contoh : hubungan antar siswa dengan guru nantinya akan membentuk orientasi siswa manakala bertemu  atau  berhubungan dengan bupati.
2.      Magang : magang merupakan bentuk aktivis sebagai sarana belajar. Magang di tempat-temapt tertentu/organisasi-organisasi non politik, nantinya akan mempengaruhi orang ketika berhubungan denag politik. Contohnya : siswa ikut organisasi Pramuka,OSIS, PMR. Organisasi ini sebagai tempat pembelajaran politik. Siswa akan belajar rapat, melakukan voting, dan membuat putusan. Kegiatan ini sangat membantu manakala siswa nantinya terjun ke masyarakat.
3.     Generalisasi : Kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini sebenarnya tidak berkaitan dengan politik. Dapat mempengaruhi  orang untuk berorientasi pada objek politik tertentu. Contoh : Warga memiliki kepercayaan bahwa semua orang pada dasarnya baik, maka kepercayaan ini akan menjadikan ia berprasangka baik terhadap pejabat Negara atau sebaliknya.
2.    Sosialisasi langsung
1.       Imitasi : Proses menyerap atau mendapatkan orientasi politik dengan cara meniru orang lain. Yang ditiru tidak hanya pandangan politik tetapi juga bisa sikap-siakp politik, keyakinan politik, harapan mengenai politik, tingkah laku politik serta ketrampilan dalam berpolitik. Contoh : Seorang remaja akan mendukung calon bupati karena orang tuanya mendukung calon bupati tersebut.
2.       Sosialisasi Antisipatori : Sosialisasi politik dengan cara bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang di idealkan seorang tokoh, kemudian setelah dewasa berkeinginan seperti tokoh tersebut . Oleh  karena itu ia akan belajar bersikap serta berpandangan layaknya si tokoh. Dalam hal ini tokoh atau pimpinan politik. Contoh : seorang rmaja berbicara seperti presiden sebab ia memang mengidolakan orang itu.
3.       Pendidikan politik adalah upaya yang secara sadar dan sengaja serta direncanakan untuk menyampaikan, menanamkan, dnan membelajarkan anak untuk mempunyai orientasi tertentu. Pendidikan politik dilakukan di sekolah, Organisasi Partai poltik, forum-forum yang sengaja dirancang untuk penyampaian orientasi politik serta diskusi politik.
4.       Pengalaman politik  adalah belajar langsung dalam kegiatan politik atau kegiatan yang sifatnya umum atau public. Terlibat langsung dalam kegiatan partai politik.
5.       Instruksi terjadi ketika seseorang dengan sengaja ditempatkan dalam suatu situasi untuk menerima instrusi dan melaksanakannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar